Ngabarian47

Alumni 47 PPWS Ngabar

Ngaji Firqoh vs Sekularisme

islam-vs-sekulerDalam kesehariannya, aktivitas santri di Pondok Ngabar tidak pernah berhenti. Aktivitas mereka beraneka ragam, mulai dari olah raga, kegiatan intelektual, dan spiritual terangkum menjadi satu dalam dinamika kehidupan 24 jam tiada henti. Apakah tidurnya santri di malam hari termasuk kegiatan? Iya. karena, istirahat menurut Ngabar bukan tidur, namun istirahat adalah pergantian kegiatan satu ke kegiatan yang lain. Al-rohatu fi tabaduli al-a’mal

Selain mengajarkan bagaimana hidup yang dimanis, Ngabar juga mengajarkan kepada santri-santrinya bagaimana untuk tetap bisa mengamalkan Islam dan beribadah di manapun. Ibadah tidak hanya terletak di masjid, namun di semua tempat dan waktu. Itulah kenapa, ada tradisi membaca al-Ma’tsurat Senin pagi yang dilaksanakan di kamar masing-masing, dan tradisi membaca al-qur’an berkelompok atau yang sering disebut dengan Ngaji firqoh.

Ngaji Firqoh dibimbing oleh seorang ustadz/ustadzah atau santri kelas 6 yang sudah lulus ujian qiro’ah metode Ummi. Pembagian tempat ngaji firqoh tidak hanya di dalam dan sekitar masjid, namun juga di sudut-sudut pesantren lainnya, seperti di depan kamar, teras kantor guru, depan perpustakaan, aula, hingga di depan dapur. Mengapa demikian? hal ini tidak dilandasi karena kurang kondusifnya jika semua dikumpulkan di dalam masjid, namun lebih dari itu, hal ini mengajarkan kepada santri bahwa ibadah membaca al-Qur’an dan berdzikir mengingat Allah tidak hanya berlaku di masjid saja, di manapun dan kapanpun.

Penanamam berpikir seperti ini, adalah dalam rangka membentengi dan memerangi pemikiran sekularisme yang digencarkan oleh barat untuk menghilangkan ketaatan generasi muslim dari agamanya. Para sekularis beranggapan bahwa ritual keagamaan hanya berlaku secara individu dan bukan di tempat umum, bahkan atribut keagamaan seperti jilbab, dan sejenisnya tidak diperbolehkan untuk dipakai di ruang publik, seperti yang terjadi di Turki.

Sedangkan kita, kaum muslim memandang realita kehidupan ini tidak seperti kaum sekular yang memisahkan agama dengan kehidupan bermasyarakat. Bagi kita, agama (Islam) bukan lagi sekedar agama, Islam adalah sebuah peradaban, dan bahkan way of life atau Islam sebagai cara hidup.

Tinggalkan komentar

Information

This entry was posted on Desember 26, 2014 by in Filosofi Pesantren.

Statistik Blog

  • 4.375 hits

Blog yang Saya Ikuti

Desember 2014
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
Zuqsamra

Cerita Sederhana dari Sudut Konya

meilisajamilahputri

A topnotch WordPress.com site

muvidankers47

A great WordPress.com site

"*Si Anak Rantau*"

Sang Petualang Kehidupan

Ngabarian47

Alumni 47 PPWS Ngabar